JELANG RAMADHAN KEBUTUHAN POKOK NAIK, INI TRADISI ATAU APA?
Ini tradisi atau apa? Setiap menjelang bulan berkah
kebutuhan makanan merambat naik, para ibu ibu rumah tanggapun pusing dibuatnya,
kenaikan bahan manan pokok ini tidak di
ikuti oleh penghasilan suami,namun mereka tidak mati akal mereka mensiasatinya dengan mengelola pembelian
kebutuhan seolah olah olah harganya
tidak naik. Nah loe bagaimana caranya???
Katakanlah harga sawi dipasaran yang sebelumnya harga Rp 5000,-/5 ikat, mereka
tetap membeli sawi tersebut Rp 5000,- walaupun mereka membawa pulang sawi tersebut
hanya 3 ikat.
Berapa sih kenaikan harga pokok makanan? Nah mengenai informasi tentang prosentase
berapa kenaikannya, tidak akan dibahas detail disini, anda tentu akan merasakan
sendiri berapa persen kenaikannya, yang menjadi pembahasan tulisan ini adalah
tingkat daya beli masyarakat turun drastis, dan dampaknya banyak para pedagang
yang merugi akibat dari tidak stabilnya harga di pasaran.
Yang menjadi pertanyaan adalah siapakah yang bermain atau
yang menentukan harga di pasaran, kenapa bahan pokok makanan bila menjelang
puasa selalu naik? Apa dampak dari semua permainan harga ini ? mampukah
pemerintah kita ini meringankan masyarakat yang daya belinya sudah mulai turun
drastis ini?
Yang pusing gak hanya konsumen namun semua pedagang juga
merasakan hal yang sama, trik trik yang dilakukan ibu ibu dalam alinea pertama
diatas bukti bawah daya beli masyarakat berkurang berdampak pada para “penjual bahan kebutuhan
pokok” yang jualannya berkurang karena
konsumen membatasi pembeliannya.
Anehnya, kenaikan ini selalu terjadi saat saat menjelang
Ramadhan, apakah ini yang disebut tradisi kenaikan???? Silahkan pembaca menilai
sendiri.....
0 comments:
Post a Comment